Suatu hari dikala
sore yang cerah di Sylacauga, Alabama, AS, akhir November 1954. Ann Hodges,
seorang ibu rumah tangga sibuk merapikan sofa di rumah sewaan miliknya. Ketika
tiba-tiba sebuah batu hitam seukuran bola softball menembus genteng rumah Ann
dan mengenainya di bagian paha. Meninggalkan luka berbentuk seperti nanas.
Foto Moody Jacobs
menunjukkan memar di sisi pinggul pasiennya, Ann Hodges, pada tahun1954. Akibat
kejadian itu, rumah Ann dipenuhi warga yang penasaran mengenai benda misterius
yang menyebabkan luka pada Ann. Suami Ann, Eugene Hodges, seorang pekerja
kasar, harus menembus kerumunan tersebut untuk bisa menemui istrinya. Karena
waktu itu tensi di AS sedang tinggi akibat ketegangan Perang Dingin dengan Uni
Soviet, batu yang mengenai Ann langsung diserahkan pada Angkatan Udara.
Sedangkan Ann dilarikan ke rumah Sakit.
Setelah AU
memastikan bahwa batu tersebut adalah meteorit, publik meminta agar
dikembalikan pada Ann. Perempuan ini dipastikan menjadi orang pertama dalam
catatan sejarah yang terkena meteorit secara langsung. "Saya merasa
meteorit itu milik saya. Saya merasa Tuhan mengirimkannya pada saya. Bagaimana
juga, batu itu mengenai saya," ujar Ann, walau hal itu tidak berjalan
lancar karena pemilik rumah sewaan Ann dan suaminya, Birdie Guy, ingin batu itu
jadi miliknya. Menurut Guy, batu itu jatuh di propertinya, maka itu Guy berhak
jadi pemiliknya.
Pasangan Hodges
kemudian menolak tawaran yang diberikan dan memberi meteorit itu ke Museum
Natural History pada 1956. Dan pada tahun 1964 Ann mengalami depresi dan
berpisah dari suaminya. Ann akhirnya wafat pada 1972 akibat gagal ginjal di
Sylacaugan. Menurut Eugene yang kini berstatus duda, Ann tidak pernah pulih
dari kejadian jatuhnya meteorit itu. Kejadian Ann tergolong sangat langka karena
biasanya meteorit jatuh ke laut atau ke wilayah paling terpencil di Bumi.
Dikatakan Michael Reynolds, astronom dan penulis buku Falling Stars: A Guide to Meteors & Meteorites, peluang
manusia terkena meteorit secara langsung sangatlah kecil. "Anda lebih
berpeluang terkena tornado, kilatan petir, dan badai di saat bersamaan."
Sumber: National
Geographic